KATALOGISASI

Oleh : Sunarno

Pendahuluan

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepatnya, hal ini mendorong  pusat-pusat pelayanan dokumentasi infprmasi untuk selalu meningkatkan tugas yang diembannya, yaitu antara lain : mencari, mengumpulkan, mengolah, menelusur dan menyebar luaskan informasi.

Salah satu tugas pokok tersebut yaitu mengolah informasi antara lain: inventarisasi, katalogisasi dan klasifikasi, memerlukan kecermatan, kecepatan dan ketepatan para pengelola perpustakaan, agar informasi yang aktual bisa segera sampai kepada pihak yang memerlukannya, dan agar informasi yang disajikan dengan cepat dan mudah dapat ditemukan kembali.

Disamping inventarisasi, katalogisasi merupakan awal proses pengolahan pustaka, yaitu suatu pekerjaan di bagian teknis perpustakan yang bertanggung jawab atas proses pembuatan dan perawatan katalog. Kata “katalog” berasal dari catalogue  yang berarti ” a list of books and  or other  materials but within a different kind of information : it is restrieted  to stock of library in the case of union catalogue, a group of libraries ( Hunter and Bakewell : 1 )

Katalog sangat diperlukan sekali oleh suatu perpustakaan, seberapapun besar koleksinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa, tujuan disediakan katalog  di perpustakaan adalah untuk merekam dan mengingat bahan-bahan pustaka yang telah ada di perpustakaan dan untuk memberikan access point terhadap koleksi perpustakaan, dengan kata lain catalog adalah alat komunikasi bagi pengguna perpustakaan  terhadap koleksi perpustakaan  dan memberikan petunjuk tenteng letak koleksi, sehingga dengan demikian katalog harus mengandung diskripsi bibliografi  dan nomer kelas yang menunjukkan letak koleksi.

Tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

  • Untuk mengetahui apakah perpustakaan mempunyai koleksi tertentu apabila pengarang, subyek atau judul sudah diketahui.
  • Untuk mengetahui apakah karya-karya dari seseorang dimiliki oleh perpustakaan.
  • Untuk mengetahui edisi keberapa suatu karya dimiliki oleh perpustakaan.
  • Untuk mengetahui bahan-bahan pustaka apa saja dalam subyek tertentu dimiliki oleh perpustakaan.  

Macam-macam katalog

Sebelum menentukan macam dan bentuk katalog yang akan digunakan, maka harus terlebih dahulu diperhatikan tentang cirri-ciri  katalog antara lain :

  • Katalog harus fleksibel, jumlah koleksi akan mengalami perubahan, hal ini bisa dikarenakan adanya pengurangan dan penambahan bahan pustaka. Oleh karenanya katalog perpustakaan harus bisa mengantisipasi perubahan ini.
  • Katalog harus mengandung entri atau “access point” yang mudah dikenali.
  • Katalog harus mudah dibuat dan relatif murah dalam perawatannya.
  • Katalog harus kompak dalam pengertian jika main entri menyebutkan adanya added entri misalnya : pengarang tambahan dan subyek maka katalog pengarang dan subyek tambahan tersebut harus tersedia.

Macam -macam katalog :

Menurut bentuknya   (fisik katalog) antara lain :

•1.       Book catalogue atau printed book adalah bentuk katalog paling tua yang dulunya digunakan di Perpustakaan Amerika. Ciri katalo ini adalah mahal pembuatannya dan tidak fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan Disamping itu perpustakaan harus menyediakan beberapa eksemplar.

•2.       Sheaf Catalogue jenis ini terbuat dari kertas karton berukuran 10 X 20 cm, yang kemudian dijilid/dibendel dimana seetiap jilid berisi 50 kartu. Jenis ini kurang berkembang karena tidak fleksibel terhadan perubahan koleksi perpustakaan.

•3.       Microform catalogue (COM=Computer Output Microform) jenis katalog ini menjadi populer dengan adanya perkembangan komputer. Microform atau microfice  adalah hasil dari COM tersebut yang secara pereodik perlu diupdate oleh karena itu sebelum edisi terbaru dibuat  COM catalogue tidak fleksibel terhadap koleksi perpustakaan seperti jenis katalog sebelumnya, jenis katalog ini harus dibuat banyak.

•4.       Card Catalogue (katalog kartu) jenis katalog ini yang paling umum di perpustakaan  seluruh dunia, sebelum peran komputer menggantikannya. Setiap entri dituangkan dalam kartu standar berukuran 7.5 X 12,5 cm. Kumpulan entri ini kemudian disusun secara sistematis berdasarkan pengarang, subyek, judul dan call number ke dalam almari katalog. Katalog kartu sangat fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan, karena jenis katalog ini akan dengan mudah diadakan penambahan dan pengurangan/penyusutan atau perubahan terhadap entrinya bisa dilakukan pada kartu itu sendiri, dan kemudian di-file kembali.

    Untuk lebih rincinya, katalog kartu mempunyai ciri-ciri :

a. Fleksibilitas :

  • Kartu katalog dapat disusun sesuai kebutuhan perpustakaan secara alfabetis atau call number.
  • Dapat juga berbentuk “dictionary or devided form”
  • Mudah ditambah dan dikurangi.
  • Laci katalog dapat digeser-geser sesuai perkembangan katalog.

 b. Mudah digunakan :

  • Relatif mudah digunakan bagi mereka yang sudah mengenal aturan file.
  • Disediakannya guide cross references dan konsisten dalam pembuatannya, hal ini akan memudahkan bagi pengguna perpustakaan.
  • Mudah dibaca.

c. Mudah dalam pembuatan dan perawatan :

  • Tak ada pembuatan katalog yang tak memerlukan biaya tetapi perpustakaan tetap memerlukan katalog yang uptodate. Pembuatan katalog kartu lebih sederhana jika dibandingkan dengan bentuk katalog yang lain, dan katalog kartu tetap masih relevan dengan perkembangan komputer.
  • Banyak software yang mampu memproduksi kartu katalog, misalnya CDS ISIS dan Bibliofile.
  • Reproduksi katalog lebih mudah.
  • Dapat dengan mudah ditambah dan dikurangi.
  • Dapat dilakukan koreksi pada kartu katalog.

•5.       OPAC  (Online Public Catalogue)

           Dalam perkembangan perpustakaan akhir-akhir ini banyak perpustakaan memanfaatkan kecanggihan komputer. Koleksi perpustakaan terekam dan tersimpan dalam sebuah data base, dimana pemustaka bisa akses melalui komputer yang disediakan. Data base dapat diakses baik lokal, regional maupun internasional. Bentuk katalog ini yang paling fleksibel dan paling modern : penambahan, penyusutan atau perubahan terhadap entri bahan pustaka dapat dilakukan setiap saat dan sangat cepat. Sehingga hasilnya akan segera diketahui, yang paling  menguntungkan bagi pemustaka, karena mereka bisa mengakses dengan menggunakan access point yang difariasikan.

           Beberapa keunggulan OPAC antara lain : Filing tidak diperlukan lagi. Database dapat di update secara online atau remote, tersedianya menu help dan cross reference : dapat diproduksi dalam bentuk katalog lain, dapat dihubungkan dengan data base lain misalnya  CD-ROM (Campact Disk Read Only Memory), perubahan secara global dapat dilakukan, namun demikian, beberapa kelemahannya seperti :

  • Lebih sensitif terhadap “speling” karena setiap kesalahan eja akan muncul yang tidak diinginkan, atau pengguna akan menjadi bingung dengan munculnya terlalu banyak bibliografi.
  • Perlu adanya training bagi pemustaka.
  • Dan tidak akan berfungsi jika listrik padam.

 

PROSES PEMBUATAN KARTU KATALOG

Proses pembuatan kartu katalog dilakukan sesudah bahan pustaka benar-benar telah menjadi milik perpustakaan atau telah diinventarisir. Proses ini bisa diawali dengan pembuatan T-slip (Temporary-Slip) yaitu informasi mengenai bahan pustaka yang nantinya akan menjadi bahan pembuatan kartu utama (Main

Entry). Informasi tersebut dapat dibuat didalam kertas ¼ folio dan meliputi :

  • Nama pengarang
  • Judul
  • Edisi
  • Imprint/impresium (informasi tentang Kota terbit, penerbit dan tahun terbit)
  • Kolasi (informasi tentang jumlah halaman, ada tidaknya : bibliografi, indeks, ilustrasi, table dan ukuran buku)
  • Anotasi ( infoemasi mengenai judul seri)
  • Traicing (informasi lain yang berhubungan dengan berapa banyak kartu katalog dibuat)

             Dengan berdasar pada T-Slip tadi, maka telah siap untuk dibuatkan main entry atau kartu utama. Kartu utama bertindak sebagai dasar pembuatan semua katalog, yaitu : katalog pengarang, judul, subyek dan katalog-katalog tambahan, misalnya : Penerjemah, Editor, Judul seri, Pengarang ke dua dsb. (lihat gambar )

Gambar  1

Main catalogue (katalog utama)

 

 

    020.68   Phi        PHILIPPS, Eva

   m                     Membina perpustakaan: pedoman kerja perpustakaan

                       sederhana./ Eva Philipps; alih bahasa Agus Permadi.-

                       Jakarta : Pusat Dokumantasi dan Informasi Ilmiah, 1992.

                         

                           xii, 177 hal.: ilus.: tab.; 25 cm.

 

                           Bibliografi : hal. 175 – 177

 

  • 1. PERPUSTAKAAN – MANAJEMEN

I.   PERMADI, Agus (penterj)     II.   Judul

 

 Gambar 2

Katalog pengarang

 

 

    020.68              Phi        PHILIPPS, Eva

   m                   Membina perpustakaan: pedoman kerja perpustakaan

                     sederhana./ Eva Philipps; alih bahasa Agus Permadi.-

                     Jakarta : Pusat Dokumantasi dan Informasi Ilmiah, 1992.

                        

                         xii, 177 hal.: ilus.: tab.; 25 cm.

 

                         Bibliografi : hal. 175 – 177

 

 

 Gambar  3

Katalog Subyek

 

 

    020.68           PERPUSTAKAAN – MANAJEMEN   Phi        PHILIPPS, Eva

   m                   Membina perpustakaan: pedoman kerja perpustakaan

                     sederhana./ Eva Philipps; alih bahasa Agus Permadi.-

                     Jakarta : Pusat Dokumantasi dan Informasi Ilmiah, 1992.

                         

                         xii, 177 hal.: ilus.: tab.; 25 cm.

 

                         Bibliografi : hal. 175 – 177

 

 

 Gambar  4

Katalog pengarang tambahan (penterjemah)

 

 

    020.68           PERMADI, Agus   Phi        PHILIPPS, Eva

   m                   Membina perpustakaan: pedoman kerja perpustakaan

                     sederhana./ Eva Philipps; alih bahasa Agus Permadi.-

                     Jakarta : Pusat Dokumantasi dan Informasi Ilmiah, 1992.

                        

                         xii, 177 hal.: ilus.: tab.; 25 cm.

 

                         Bibliografi : hal. 175 – 177

 

Gambar  5

Katalog judul

 

 

    020.68           Membina perpustakaan : pedoman kerja …   Phi        PHILIPPS, Eva

   m                   Membina perpustakaan: pedoman kerja perpustakaan

                     sederhana./ Eva Philipps; alih bahasa Agus Permadi.-

                     Jakarta : Pusat Dokumantasi dan Informasi Ilmiah, 1992.

                        

                         xii, 177 hal.: ilus.: tab.; 25 cm.

 

                         Bibliografi : hal. 175 – 177

 

 

 

Agar katalog selflist/utama dibuat menurut atura, maka perlu adanya pengaturan diskripsi bibliografi dan peraturan penentuan tajuk /entry utama, misalnya :

  1.  Gorman, Michael AACR 2 ringkas disederhanakan dari Anglo American Cataloguing Rules, Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1998.
  2. Tairas JNB dan Soekarman Peraturan Katalogisasi Indonesia Deskripsi Bibliografis (ISBD) penentuan tajuk untuk entri, judul seragam. Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1995.

Beberapa hal yang p[erlu diperhatikan dalam pengaturan deskripsi bibliografis adalah, al :

•a.      Singkatan-singkatan :

  • et. al.= et alii (and other, dan lain-lain)
  • s.l. = sine loco ( tempat terbit tidak diketahui)
  • s.n. = sine nomine ( penerbit tidak diketahui)
  • s.a. = sine age ( tahun terbit tidak diketahui)
  • ilus = ilustrasi (gambar)
  • c.m. = centimeter.

•b.      Tanda-tanda baca :

  • Bagian judul dan pengarang

= judul parallel

:  anak judul.

/  keterangan pengarang pertama/utama

;  keterangan pengarang kedua atau kepengarangan yang lain.

  • Bagian edisi :

.– keterangan edisi, keterangan pengarang pertama yang berkaitan dengan edisi.

:   keterangan pengarang kedua atau yang selanjutnya yang berkaitan dengan edisi.

  • Bagian impresium :

.– tempat terbit

:   penerbit

,   tahun terbit

  • Bagian kolasi :

,– halaman dan atau jumlah jilid (jika katalog berbentuk paragraph)

:   keterangan ilustrasi

;   ukuran

  • Bagian seri :

.– keterangan seri

•C.    Pemakaian huruf besar

Pada umumn ya huruf pertama dari kata pertama yang terdapat pada tiap bidang/bagian/paragraf  harus huruf besar, misalnya : kata pertama dari judul biasa, seri atau catatan, dan selanjutnya ditulis dalam huruf kecil, (kecuali untuk nama-nama orang, tempat dsb)

•D.    Salah cetak

Salah cetak harus diprodusir, hal ini dapat diikuti dengan “[sic]” atau “[!]” atau dapat dikoreksi dalam kurung siku. misalnya  :

  • Statistik [sic] impor ekspor Indonesia.
  • Looser [i.e.loser] takes all
  • Simposium bahasa dan hukum [!].

Secara singkat pengaturan tiap bagian dari deskripsi bibliografi dapat diketengahkan sbb :

•1.       Bagian judul dan pernyataan bertanggungjawab :

Bagian ini terdiri atas judul sebenarnya, judul pararel, anakjudul, dan pernyataan bertanggungjawab. Untuk deskripsinya diatur sbb:

•a.       Judul :

  • Tanda sama dengan (=) mendahului judul parallel.
  • Tanda titik dua (:)mendahului anak judul
  • Tanda garis miring (/)mendahului pernyataan yang bertanggungjawab
  • Tanda titik koma (;)mendahului pernyataab penanggungjawab kedua atau kepengarangan lainnya.
  • Judul disalin sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul.
  • Apabila diketemukan judul terlalu panjang, maka bagian tengah atau belakang dari judul tersebut dapat dihilangkan dan diganti dengan elepsi ( … ).

•b.      Pernyataan bertanggungjawab:

  • Pernyataan bertanggungjawab dapat berupa orang atau badan korporasi dan penyertaan kata atau kata-kata yang menyertai pernyataan bertanggungjawab, misalnya oleh; disusun oleh; by ; edited by; annoted by dan seterusnya.
  • Jika pada halaman judul tidak terdapat pernyataan bertanggungjawab namun terdapat pada bagian lain dari publikasi tersebut, maka penulisannya diletakkan di dalam kurung siku, misalnya Laporan iklim dan cuaca [ oleh Badan Meteorologi dan Geofisika ]
  • Jika pernyataan bertanggungjawab merupakan bagian dari judul biasa dalam bentuk singkatan, maka penulisannya dalam bentuk tidak singkatan, misalnya LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

•2.       Bagian Edisi

Penyalinan pernyataan edisi dengan menggunakan singkatan yang umum dan semua angka ditulis dalam angka arab, misalnya : ed. 2, cet. 2;    5 th ed.

Nama perorangan atau badan korporasi yang berhubungan dengan edisi, misalnya: memperbaharui atau memperbaiki edisi; penggambar; pemberi kata pengantar penulisannya adalah 4 th.ed./ edited by John Enderson.

•3.       Bagian impresium/imprint

Bagian ini adalah tempat terbit, cetak, tahun  terbit cetak  :

•a.       Tempat terbit :

  • Penulisan tempat terbit, cetak ditulis sesuai dengan yang tertulis pada terbitan.
  • Jika tidak ada tempat terbit, maka ditulis tempat cetak yang berupa nama kotanya.
  • Untuk membedakan nama tempat yang sama perlu ditambahkan nama negara atau negara bagian atau propinsi.
  • Jika tempat terbit lebih dari satu, maka tempat terbit yang paling penting yang ditulis , jika tidak ada tempat terbit yang menonjol tempat terbit yang pertama yang ditulis, tempat terbit yang lain dicantumkan kalau perlu.

misalnya. London (dsb) : Oxford University.

  • Jika tempat terbit meragukan, tempat terbit yang diperkirakan ditulis dalam kurung siku.

        misalnya. [New York ?]

b.  Nama penerbit/pencetak  :

Nama penerbit/pencetak dapat ditulis dalam bentuk singkat, apabila sudah dikenal oleh umum atau namanya sudah ditulis dalam deskripsi.

Misalnya : FAO ( Food Agriculture Organization ).

Apabila nama penerbit/pencetak tidak diketahui maka ditulis [s.n.] 

c.  Tahun terbit :

  • Tahun masehi ditulis angka arab, yang bukan tahun masehi ditulis seperti tercantum dalam publikasi dengan menambahkan tahun masehi . misalnya 1429 [2008].
  • Salah cetak dibubuhkan pembetulannya, misalnya : 1890 [i.e. 1980].
  • Tahun terbit tidak ada, hak cipta dipakai sebagai penggantinya,

            misalnya : c. 1980.

  • Tahun terbit, pencetakan dan hak cipta tidak ada, penulisannya

[ca. 1953] yang berarti 1953.

[1987?]  yang berarti diragukan angka ” ? ” nya

[198..] yang berarti diperkirakan tahun delapan puluhan.

4. Bagian Kolasi

Bagian ini bisa terdiri atas jumlah halaman dan atau jumlah jilid, ilustrasi, tabel, lampiran dan ukuran tinggi buku.

•a.      Jumlah halaman :

  • Angka romawi maupun angka arab ditulis sesuai dengan yang tercantum dalam terbitan tersebut. misalnya:iv, 392 hal.; 23 cm.
  • Jika halaman tidak bernomor, tetapi berhuruf, huruf permulaan dan terakhir ditulis sesuai pernyataan halaman. misalnya : hal. a-k
  • Jika penulisan halaman pada terbitan salah, maka nomor halaman tersebut tetap ditulis dengan diikuti oleh pembetulan dalam kurung siku yang terlebih dahulu didahului singkatan “i.e” misalnya : xxi, 545 [i.e 554] hal.

•b.      Jilid :

  • Jika suatu terbitan terdiri atas beberapa jilid, jumlah jilid ditulis dengan angka arab, misalnya 3 jil.
  • Jika suatu terbitan terdiri atas beberapa jilid, mempunyai halamn secara berurutan jumlah halaman dicantumkan dalam kurung biasa setelah jumlah jilid misalnya 6 jil. (568 hal.)
  • Jika suatu terbitan terdiri atas beberapa jilid, dan tidak diberi nomor secara berurutan, pernyataan jumlah halaman dari setiap jilid ditulis setelah pernyataan jumlah jilid seluruhnya, misalnya : 3 jil ( v, 31; vi, 32 ; iii, 49 hal.)

c.  Ilustrasi :

  • Ilustrasi ditulis setelah pernyataan halaman.mislanya:23hal. Ilus
  • Jika terdapat bermacam-macam ilustrasi missal : peta, potret, musik penulisannya dapat dirinci setelah pernyataan ilustrasi misalnya : 243 hal, ilus, 16 potret.

                           243 hal. ilus, 32 peta berwarna.

 d.  Bahan yang ikut disertakan :

  • Jika terdapat bahan yang diikutsertakan dalam suatu terbitan maka harus ditulis dalam frase yang menunjukkan sifat bahan tersebut yang didahului dengan tanda “+” atau “&” dan suatu deskripsi secara singkat dapat diikut sertakan, misalnya : 256 hal : ilus;21 cm + atlas.(35 hal.10 lembar peta berwarna; 36 cm.)

•e.       Ukuran :

  • Ukuran dihitung tinggi suatu terbitan dan dicatat dalam cm dibulatkan ke atas, misalnya. 23,5 cm à 24 cm.
  • Apabila ukuran suatu publikasi tidak lazim, misalnya lebar buku lebih panjang dari pada tingginya, maka lebar ditulis setelah tinggi, misalnya : 20 X 30 cm.

•f.       Judul seri :

  • Bagian judul seri didadhului oleh titik spasi garis spasi (. -)
  • Setiap judul seri disalin ke dalam tanda kurung biasa ( )
  • Judul seri paralel didahului oleh tanda sama dengan ( = )
  • Judul sub-seri didahului oleh tanda titik dua ( : )
  • Penomoran di dalam judul seri atau sub-seri didahului oleh tanda titik koma ( ; )
  • Pernyataan ISSN didahului oleh tanda spasi.

Contoh Indeks Indonesia periodicals 1974;10 ISSN 0019023)

5.  Bagain catatan :

 Bagian ini mencakup catatan yang dianggap perlu yang tidak dapat tercakup dalam bagian lain yang sudah ditentukan, misalnya :

Bibliografi hal. 932.

Daftar tabel hal. 3-5.

Indeks hal. 130 – 135.

Buku fotokopian.

6.  Bagian ISBN dan Harga :

 Bagian ini mencakup  Internatinal Standard Book Number (ISBN) dan harga penulisannya adalah ISBN 0-9142657-050-9 ; Rp 120.000,-

PENENTUAN TAJUK ENTRI UTAMA

Dari berbagai “access points” yang terdapat pada katalog utama satu  “access points” yang mengawali kartu katalog disebut tajuk entri utama, sedangkan “access points” yang lain disebut entri tanbahan. Untuk menentukan tajuk entri utama dapat diketengahkan secara singkat sebagai berikut :

 1. Tajuk entri nama orang :

Pada umumnya nama orang yang terdiri dari dua kata atau lebih penulisannya didahulukan nama keluarganya/marganya ( kata yang terakhir) terkecuali nama-nama Cina dan Malaysia

Penentuan nama orang sebagai tajuk entri utama dapat dikemukakan misalnya :

  • Pengarang suatu publikasi hanya satu orang.
  • Pengarang suatu publikasi < tiga orang , entri utamanya pengarang I , pengarang II, III sebagai entri tambahan.
  • Penyadur.
  • Jika suatu publikasi diterjemahkan ke dalam bahasa lain, tajuk ditentukan pada pengarang asli, sedangkan penerjemah sebagai entri tambahan.

2. Tajuk entri “Badan Korporasi”

Yang  dimaksud badan korporasi adalah suatu organisasi atau kumpulan orang-orang yang dikenal dengan nama tertentu, dan bertindak atau dapat bertindak atas namanya sebagai suatu kesatuan ,jenis-jenis badan korporasi adalah perkumpulan, perhimpunan, asosiasi, lembaga, institusi, perusahaan, pemerintahan, konferensi atau pertemuan, badan-badan sementara misalnya panitya, komisi, proyek dsb, peristiwa-peristiwa atau pesta-pesta, pertandingan olah raga, pameran, ekspidisi dsb.

Badan korporasi akan menjadi pengarang dalam suatu publikasi, jika isi publikasi merupakan isi pikiran dari badan yang bersangkutan,sedangkan isi publikasi bukan menjadi tanggungjawab orang yang tercantum sebagai penyusun, misalnya : Islam, Alim Ulama dan pembangunan / Pusat Dakwah Islam Indonesia, maka entri utamanya adalah

Pusat Dakwah Islam Indonesia.

Entri utama untuk komunikasi resmi, misalnya dari kepala negara atau kepala pemerintahan termasuk kepala badan Internasional, maka entri utama dibawah Jabatannya  misalnya :

Keterangan pemerintah tentang RAPBN tahun 2007 pada sidang  DPR disampaikan oleh Presiden R.I maka entri utamanya adalah

Presiden Republik Indonesia, sedangkan entri tambahan adalah SUSILO  Bambang Yudoyono

        Nama-nama pemerintahan tidak perlu mengikutsertakan istilah-istilah Republik, Kerajaan, Negara Propinsi dsb, misalnya :

Indonesia bukan Republik Indonesia

Surakarta bukan Kota Surakarta

Inggris bukan Kerajaan Inggris.

Badan – badan yang didirikan atau berada di bawah pengawasan pemerintah ditujukan langsung pada namanya, missalnya :

 Lembaga Penelitian Tanaman Industri

Universitas Sebelas Maret

 Untuk memberikan keleluasaan pemakai perpustakaan dalam mengakses informasi, perlu adanya penunjuk/cross reference. Tanda atau kata yang digunakan adalah :

x yang berarti “lihat” atau “see”

xx yang berarti “lihat juga” atau “see aslo”

Hal ini dimungkinkan karena, misalnya :

  • Nama samaran
  • o Pangestu –à Pang Lay Kim
  • § Gelar
  • o RADJO ENDAH, Sjamsudin Sutan è Sjamsudin Sutan Radjo Endah
  • § Nama badan Korporasi merupakan inisial
  • o Koperasi Pegawai Negeri –à KPN

•3.       Tajuk Entri judul :

Penentuan judul sebagai tajuk entri utama apabila :

  • Pengarang suatu publikasi lebih dari tiga orang.
  • Jika suatu publikasi merupakan hasil karya kolektif di bawah editorial.
  • Jika suatu publikasi yang pengarangnya tidak diketahui dan tidak ada badan korporasi yang bertanggungjawab.
  • Jika suatu publikasi publikasi yang merupakan suatu tulisan suci (misalnya Al-Quran, Injil dsb)

FILING

         Seperti yang telah disebutkan di atas, penyusunan kartu katalog dapat disusun secara “DICTIONARY FORM” adalah pengurutan atau penjajaran kartu katalog Katalog pengarang, katalog judul dan katalog subyek dijadikan satu layaknya sebuah kamus (disusun secara alfabetis dari A s/d Z) atau dapat juga disusun secara “DEVIDED FORM” adalah penjajaran kartu katalog didasarkan atas jenis katalog, kemudian tiap jenis katalog tersebut disusun secara alfabetis.

         Untuk pengurutannya dapat menggunakan dua metode Yaitu “huruf demi huruf” dan “kata demi kata”

 a. Huruf demi huruf :

PUSAKA

PUSARA

PUSAT GEMPA

PUSAT STATISTIK

b. Kata demi kata

PUSAT GEMPA

PUSAT STATISTIK

PUSAKA

PUSARA

         Inisial/singkatan dianggap sebagai kata yang terpisah, masing-masing terdiri dari satu huruf, misalnya, Akronim diperlakukan sebagai satu kata, misalnya Kopkamtib, Pangdam, Polda, sedangkan untuk angka disetarakan dengan abjad, misalnya 12 disetarakan dengan dua belas, untuk Mangku Negoro X disetarakan dengan Mangku Negoro 10.

Penutup

         Mudah-mudahan tulisan ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola perpustakaan khusunya pembuatan kartu katalog, demi penyempurnaan tulisan ini, kami menerima dengan senang hati kritikan, saran dan masukan  dari pembaca.

 Daftar Pustaka

  1. BASUKI, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:GPU, 1998.
  2. Blomberg, Marty. Introduction to technical services for library technicians. Colorado : Libraries United, 1985.
  3. Dasar-dasar ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga, 2003
  4. GORMAN, Michael. AACR2 ringkas disederhanakan. Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1988.
  5. HUNTER, Eric J.  Cataloguing.  London : Clive Bingley, 1985.
  6. TAIRAS, J.N.B.  Peraturan Katalogisasi Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1982.
  7. WIDODO.  Dasar-dasar katalogisasi.  Surakarta : UNS , 2000.